Thursday, December 13, 2012

Share Tea, Taman Anggrek, Jakarta

Akhir-akhir ini minuman yang disajikan dengan bubble tampaknya sedang booming (lagi) di Jakarta. Di beberapa mall yang sering saya kunjungi, tiba-tiba bermunculan gerai-gerai baru yang menjual minuman berbubble, walau tidak semuanya menggunakan topping bubble.

Karena beberapa rekomendasi dari teman-teman yang menyarankan untuk mencicipi gerai baru Share Tea yang kalau tidak salah berasal dari Taiwan dan baru saja buka di Mall Taman Anggrek (bekas Ski Ya), maka saya dan teman saya segera saja melangkahkan kaki ke sana sembari menunggu jam tayang film yang mau kita tonton.

Awalnya kami takut bakal ngantri panjang dan lama, atau ramai penuh sesak, tapi ternyata walau ramai, tapi tidak sampai ngantri panjang. Tak lama kemudian tiba giliran kami memesan. Ketika melihat menunya pun saya tidak merasa nama-nama menu yang asing, karena pada dasarnya di semua tempat yang menjual minuman sejenis nama menu nya hampir rata-rata sama.

Akhirnya saya dan teman saya membaca secara cepat menu-menu yang ada dan segera memilih, tentu saja saran dari saya jangan berlama-lama ketika sudah sampai jatah kita pesan, tapi kita malah masih bingung, lalu malah menanyakan hampir semua menu yang ada, lebih baik ketika antri kita sudah ambil brosur menu yang sudah disediakan, lalu memilih beberapa menu yang menarik, kemudian ketika sampai giliran kita dilayani, kita hanya menanyakan beberapa menu saja lalu pesan dan antrian di belakang kita tidak perlu menunggu terlalu lama. Langsung saja penampakan pesanan kami :D

rock salt cheese with cocoa , ± 24k
passion fruit QQ , without lychee jelly, ± 24k
banana choco muffin, ± 17k
spicy popcorn chicken, ± 22k
 Yak untuk minuman teman saya memesan minuman yang konon merupakan salah satu favorit di sana, rock salt cheese with cocoa, rasanya manis tentu saja karena dari choco, lalu ada rasa asin dari rock salt, yang mana menurut teman saya, agak tidak cocok, alias aneh meminum minuman berasa asin. :D

Untuk pesanan minuman saya, saya memesan passion fruit QQ, rasanya yah standar passion fruit juice, nothing special, yang agak beda si menurut saya malah bubble nya. Di sini bubblenya ukurannya lebih kecil-kecil daripada gerai bubble lainnya, lalu rasanya lebih kenyal, dan bubblenya sendiri sudah terasa manis.

Banana choco muffinnya menurut teman saya biasa saja, standar, dan quite pricey dengan ukuran, dan rasa yang seperti itu.

Popcorn chicken, awalnya saya kira popcorn yang dicampur ayam goreng, tapi ternyata ayam yang digoreng tepung dengan ukuran seperti popcorn. Bumbunya menurut saya hampir mirip-mirip dengan ayam Shihlin, tapi lebih halus dan saya lebih suka yang ini. Bagi yang takut pedas, jangan kawatir karena kita bisa request menu ini disajikan tidak pedas.

Gerai share tea ini tidaklah terlalu luas, ada beberapa tempat duduk yang disediakan, yang menurut saya penataannya agak terlalu berdekat-dekatan. Sehingga tampak sumpek dan penuh, apalagi jika kita kebagian duduk agak di pojok-pojok, mau keluar pun harus agak mengganggu pelanggan lainnya. Beberapa sudut gerai ini sempat saya abadikan seperti yang tampak di bawah ini :D









 So far si saya masi akan kembali ke tempat ini lagi, karena jarang ada gerai bubble yang menyediakan cukup banyak tempat duduk, sehingga cocok untuk dijadikan tempat ngerumpi sembari menunggu jam nonton.

Ketika saya datang si gerai ini masi baru buka, jadi tampak pelayannya masi belum terbiasa sehingga pelayanannya sendiri terasa agak lama, lalu belum ada lagu yang diputar sehingga terasa sepi, hiburannya hanyalah tayangan proses pengolahan daun teh sampe akhirnya dikemas menjadi minuman siap jual di TV yang terus menerus diputar tanpa suara ( atau mungkin suaranya tidak terdengar ).

Pelayanan : 7 / 10
Suasana : 7.5 / 10
Rasa : 7.5 / 10

Friday, November 23, 2012

BagelBagel, Jakarta

Kali ini saya mau mereview makanan yang beberapa waktu ini lagi booming di sekitar saya. Awalnya saya tau dari seorang teman kuliner yang kebetulan pamer foto bagel yang dengan suksesnya berhasil membuat hati saya tertarik. Walau saya tidak tau apa itu bagel, seperti apa itu bagel sebenarnya, yang penting niat untuk mencoba sudah timbul, maka langsung dengan gaya sok tau, tanpa nanya lebih lanjut saya langsung samperin Bagel legendaris yang konon ada di depan Bank Victoria di area ruko Apartemen Mediterania samping Central Park Mall. Dan yang saya dapatkan adalah eng ing eng, kaki gempor sudah puterin area itu beberapa kali, naik turun lantai 2, tidak melihat ada toko atau semacam rumah makan. :D

Akhirnya karena kesal dan gondok, saya tanya lagi ke teman yang bersangkutan, ternyata Bagel ini jualannya dengan semacam food truck yang diberi nama MoBagel (Mobil Bagel), dan ternyata hanya hari-hari tertentu dia ada di area itu. Untuk tau jadwalnya kita harus selalu mengikuti update jadwal mangkalnya dari FB maupun twitter.

Setelah menuju halaman FB BagelBagel, langsung didapatkan bahwa keesokan harinya MoBagel akan mampir ke depan Bank Victoria di ruko samping Apartemen Medit. Tampa banyak ba bi bu, langsung keesokan harinya saya tancap gas ke sana. Dari kejauhan sudah tampak ada warna kuning coklat ngejreng di antara mobil-mobil biasa yang parkir di sana. Pokoknya cari yang bentuknya seperti di bawah ini :D


MoBagel
 
MoBagel
Nah di gambar pertama keliatan kan, bahwa sampe kakek-kakek pun beli Bagel berarti rasanya mungkin cocok untuk dikonsumsi segala usia. :D
Tak pake lama langsung saya melihat-lihat menu yang ditawarkan, supaya lebih mudah, saya tak lupa mengambil beberapa gambar untuk pembaca semua


Daftar Menu

Saya langsung tanya, menu apa yang menjadi favorit, dan ternyata Philly Cheese Steak lah yang menjadi favorit di sini, maka tanpa basa-basi di kunjungan pertama saya memesan menu ini. Ternyata untuk semua menu, kita bebas memilih rasa roti bagelnya. 

Aneka Jenis Roti Bagel

Aneka Bagel
 






Sembari berpikir dan melihat-lihat serta mengambil gambar saya memutuskan Philly Cheese Steak saya akan ditemani dengan roti Bagel jenis Poppy Seed, yang pada saat saya pesan, saya bahkan tidak tau apa itu Poppy Seed. Tapi koq dari namanya tampak keren, dan saya juga tidak merasa bahwa roti yang isinya memberikan rasa tambahan (isi blueberry, cranberry, coklat, keju) akan cocok dengan isiya nanti. :D
Untuk setiap pesanan, mereka memasak filling (isian) sesuai dengan jumlah pesanan (tidak memasak dalam jumlah banyak lalu hanya tinggal menyusun jadi sandwich apabila ada pesanan), jadi tentu saja membutuhkan waktu sebelom pesanan kita sampai di tangan. Kira-kira menunggu sekitar 5-10 menit, pesanan sudah sampai di tangan.

Pesanan Saya dalam Kemasan
Nah akhirnya pesanan saya sampai di tangan. Sayangnya bungkusannya polos sekali, andai ditambah logo, pasti akan bikin orang penasaran apa tuh yang ditenteng oleh saya ke mana-mana. Dan karena saya tidak melihat ada tempat yang nyaman untuk langsung makan di mobil bagel, saya memilih makan di area taman Tribeca. Bukankah lumayan andai sepanjang perjalanan saya, orang penasaran dengan apa yang saya tenteng, karena saya yakin bukan hanya saya yang membeli bagel kemudian membawanya ke Central Park.

Setelah memperoleh posisi yang nyaman untuk menikmati Bagel saya yang masih terasa hangat di tangan, dengan tak sabar saya segera membuka kertas bungkusan tadi. :D

Philly Cheese Steak

Philly Cheese Steak
Dengan membuka bungkusannya saja sudah bisa membuat air liur saya berdansa di dalam mulut. Kalau bukan karena mempertahankan kesopanan mungkin saya sudah ngiler (*lebay mode on *)
Wangi dari daging yang dimasak dengan mushroom dan melted cheese plus cream cheese, membuat saya tak sabar segera menggigit dengan buas (saya rasa kita tidak bisa makan secara rapih karena bagelnya cukup besar dan isinya yang cukup banyak meluber kemana-mana).

Rasanya mantab, saya pribadi suka, dagingnya moist, rasanya pas, cheesenya melted perfectly, cream cheesenya juga tidak eneg, sukses bikin pipi saya belepotan. Benar-benar saya berasa di surga daging, hohoho.
Saya sudah tidak mempedulikan orang-orang di taman yang melihat saya sudah makan dengan muka cemong-cemong dan duduk bersila. Sungguh tampak seperti orang belom makan 3 hari. :D
Menurut saya isinya sangat royal, tampak seperti di gambar bagel saya yang sudah saya gigit di bawah ini. :P

Philly Cheese Steak
Tanpa mendiskreditkan siapapun, tapi dalam versi lebay saya, memakan Bagel kali ini membuat saya menyadari bahwa menjadi vegetarian tidak akan menjadi opsi saya saat ini. Hohoho, tidak rela melepas kenikmatan sandwich Bagel.

Sepulang dari makan bagel, saya menyempatkan diri mencari informasi di internet apa itu Poppy Seed. Ternyata Poppy Seed adalah biji bunga opium, yang ternyata memang sudah lama digunakan sebagai bahan makanan. Tak perlu takut karena walaupun kita mengkonsumsi banyak sekali poppy seed, kita tidak akan kena efek opium, kita akan baik-baik saja. Tapi konon kalau sampai kita kena tes urin, hasilnya bisa positif (+). :D
Jadi usahakan jangan sampai setelah makan poppy seed kita keluyuran ke tempat yang memungkinkan adanya sidak. 


Di kunjungan saya berikutnya, saya juga mencicipi beberapa menu lainnya, yang saya dan teman saya yakini, rasanya sama enaknya dengan kunjungan pertama saya sebelumnya. :D

Smoke Ham & Cheese with Everything Bagel

Egg, Bacon and Cheese

Nah hebatnya lagi, salah seorang teman saya membeli bagel untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk neneknya. Neneknya katanya adalah seorang picky eater soal jenis makanan roti yang berisi daging, tanpa perlu waktu lama, teman saya segera mengabari saya, bahwa ternyata neneknya sangat menyukai Bagel ini, menurutnya ini adalah roti daging idamannya. Saya sih senyum-senyum saja karena berarti rekomendasi saya berhasil. :D

Bagi para pembaca, tak ada salahnya mencoba Bagel yang lagi happening ini, karena rata-rata saya tidak mendengar kekecewaan yang dialami oleh teman-teman saya yang sudah mencoba.
Bahkan konon mereka ada promo happy hour tiap hari senin-jumat senilai 25%, hanya saja saya belom menanyakan detailnya, next time pasti akan saya tanyakan lebih jelas.

Teman-teman yang tidak berniat mencicipi isinya / menu sandwichnya, tidak perlu kuatir karena kita bisa membeli roti Bagelnya saja.
Saran saya pembaca belilah menu ini dalam porsi reguler, karena mereka memang menyediakan menu mini bagel, yang memang benar-benar mini, mungkin hanya seukuran mini donat 2x gigit. :P


Pembaca yang tertarik untuk mencicipi, jangan lupa sebelumnya bisa cek jadwal MoBagel di
Facebok : Facebook BagelBagel
Twitter   : @Bagel2Bagel

Updated!!!!!!!!!
Sekarang BagelBagel sudah tidak lagi beroperasi lewat FoodTruck lagi

Wednesday, November 14, 2012

RM Mahkota (Tiong San), Yogyakarta

Masi di kota Jogja, salah satu resto yang menyajikan Chinese Food yang sudah cukup lama alias dari jaman mama papa masi muda, dan cukup terkenal, banyak orang yang menyarankan makan di sana karena konon katanya enak, cocok dengan cita rasa generasi papa mama dan nenek kakek kita.

Sebenarnya saya sudah sering melewati resto ini, hanya saja belom pernah sempat mampir, selain dulu jaman masi kuliah, sehingga agak takut untuk mampir, jangan-jangan nanti bisa sebulan ke depan tidak makan. :P

Kebetulan ada rencana mau makan keluarga di Jogja, maka saya sempatkan untuk mencari tau lebih banyak mengenai resto ini, terlebih reviewnya, tapi sayang sekali, saya sudah berusaha mencari dan tidak ada blog atau review yang memberikan keterangan dengan detail atau jelas, palingan hanya ada beberapa orang yang menyebutkan resto ini di blog travelling mereka dan tentu saja ditemukan di Yellow Pages :P
Semoga blog saya ini berguna buat semua yang pengen tau dan siapa tau bisa menjadi review pertama yang secara spesifik mengulas tempat makan ini :D

Dengan perut kelaparan karena ada prosesi wisuda seharian plus kegiatan embel-embel sesudahnya, maka saya sekeluarga segera tancap gas menuju tempat makan ini. Sebelumnya saya telah melakukan reservasi di tempat ini, kebiasaan yang selalu saya lakukan ntah resto tujuan sepi atau ramai, karena saya tidak mau acara jadi berantakan karena tempat penuh.

  

Menurut sang mbak yang melayani kami, mereka memiliki 2 macam signature dish, atau makanan andalan, langsung saja saya pesan. 

lumpia udang, ± 100k
Lumpia udang ini memang cukup mahal, harganya 100k/porsi berisi 20 potong lumpia udang seperti tampak pada gambar di atas, tapi soal rasa, menurut saya enakkkkk. Udangnya berasa, bukan cuma berasa tepung. Kekenyalan lumpia udangnya juga pas, jadi tidak keras seperti bakso / kee kian goreng. Pokoknya mantab, keluarga saya juga tampak sangat menikmati menu ini.

bakmie kakap ± 42.5k
 Nah menu andalan kedua adalah bakmie kakap, awalnya saya kira menu ini adalah menu bakmie goreng yang disajikan bersama dengan daging kakap. Ternyata saya salah, justru bakmienya itu yang terbuat dari daging ikan kakap, unik sekali, baru kali ini saya tau ada bakmie yang dibuat dari daging. Disajikan dengan pelengkap telur, sayur, keekian. Rasanya juga enak, mantab, nenek saya sangat suka menu ini :D

sate babi ± 45k/porsi
 Mereka tidak menyajikan sate dalam bentuk masi ditusuk-tusuk, tapi sudah berupa potongan-potongan sehingga kita tidak repot harus menggigit daging sampe muka cemong-cemong kena kecap. Untuk rasanya si menurut saya standar, dagingnya agak sedikit alot, tapi masi bisa diterima.

ayam kodok ± 200k
Karena saya ke sana ada acara special (wisuda adik saya) maka saya juga memesan menu special yang harus dipesan 2-3 hari sebelomnya, yaitu menu ayam kodok / yong kee / liong kee.
Basically ayam yang daging dan tulangnya dicopot, sisakan kulitnya saja, kemudian diisi kembali dengan cincangan daging ayam + kacang polong + biji teratai.
Memang harganya cukup "wow", tapi karena hari special, maka be it sajalah, toh rasanya tidak mengecewakan.. :P


Singkat cerita karena kelaparan aku, saya mohon maaf saya lupa tidak mengambil gambar suasana restoran ini. :D
Kalau saya gambarkan dengan kata-kata tempatnya tidak terlalu luas, nuansa restonya masi menggambarkan ini adalah tempat yang sudah cukup lama berdiri dan beroperasi. Jadi jangan berharap tempatnya mengagumkan seperti resto-resto mewah. Tapi tempatnya bersih dan adem karena sudah pasang AC :D 

Pelayanan di sana cukup oke, karena kebetulan saar saya datang ke sana bukan di jam makan, jadi ada cukup pelayan untuk selalu siap melayani kami.



Rasa : 8 / 10
Suasana : 7.5 / 10
Pelayanan : 8 / 10


RM. Mahkota (Tiong San)
Jalan Gandekan ( Pajeksan ) no.25, Yogyakarta, Indonesia
Telp : +62 274 513568  

Dae Jang Geum, Jalan Palagan Tentara Pelajar, Yogyakarta

Hai pembaca semua, kali ini saya akan mereview salah satu resto Korea yang ada di kota Yogyakarta. Saya menyempatkan diri ke sana ketika saya mendapat waktu luang beberapa minggu lalu. Dulunya tempat ini adalah restoran korea yang melayani shabu-shabu All You Can Eat bernama Arirang, kira-kira 2-3 tahun lalu tiba-tiba direnovasi dan kembali lagi menjadi restoran korea bernama Dae Jang Geum. Dan sayangnya mereka sudah tidak melayani all you can eat lagi :P

Tempat ini terletak di Jalan Palagan Yogyakarta, bisa dibilang cukup jauh dari pusat kota. Kalau datang dari arah Monjali ( Monumen Jogja Kembali), maka bisa lurus terus sampai menemukan hotel Hyatt, nah belum sampai, masi lurus lagi kira-kira ± 2km nanti di kiri jalan akan ada papan nama Dae Jang Geum, dan sangat jelas dari tampilan resto ini sangat Korea banget.

Saya datang ke tempat ini bersama 2 nenek saya, tentu saja yang mana saya yakin mereka bukan tipe orang yang menyukai rasa yang tidak familiar dengan lidah mereka yang bisa dibilang hanya merasakan masakan Jawa dan Chinese selama ini. Tapi biarlah, karena saya ngebet banget, maka ngikut aja lah mereka. Hihihihi... (cucu yang berkuasa kali ini :P)

Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh ( yang sebenarnya hanya 15-20 menit saja dari pusat kota, :P ) sampailah kita ke tempat ini, sebelomnya saya sudah menelepon untuk memastikan jam operational mereka, yaitu hingga jam 10 malam, last order jam 9.30 malam.

pintu utama Dae Jang Geum
 Sampe di pintu kami disambut oleh beberapa pelayan yang menggunakan hanbok seragam seperti dayang-dayang dapur istana. Tak lupa saya sempatkan ambil beberapa gambar. :D
Mereka memiliki 3 maca tempat makan, yaitu indoor tapi di tempat terbuka, pendopo, dan model private room, ruang kecil-kecil yang berkapasitas 6-15 orang. Dan saya memilih private room model lesehan dengan meja di tengah tapi kaki bisa diluruskan karena tengahnya bolong, jadi model ongkang-ongkang kaki gitu deh, jadi aman untuk nenek saya duduk di sini. :P
Setiap ruangan privatenya memiliki AC sendiri, sehingga dijamin suhu ruangannya cukup oke, nyaman dah pokoknya.

private room
indoor
pendopo
 Nah setelah kami duduk, segera pelayan menyodorkan buku menu, sambil menyajikan beberapa makanan pembuka? Menurut saya si bukan makanan pembuka, tapi pelengkap. :P
Segeralah tersaji kimchi, dan semacam oseng-oseng tauge (saya tidak tau namanya).

kimchi
 Rasa kimchi standar seperti kimchi-kimchi yang pernah saya cicipi sebelumnya, dan tetap saja saya tidak begitu suka makan kimchi. :P

semacam oseng tauge :P
 Nah oseng tauge ini, saya juga tidak mencicipi karena saya tidak tertarik, hehehe, tapi kata nenek saya si rasanya enak, kaya cah tauge, yang jelas yang unik adalah tauge nya, jenis tauge yang berkepala besar.

makgeoli 250cc , ± 18k
 Karena kebanyakan nonton variety show dan drama korea, waktu saya menemukan menu minuman makgeoli ( rice wine ala korea ) saya jadi kepingin mencicipi, soalnya di TV kayanya orang-orang korea sangat menikmati minum makgeoli ini. Ternyata, rasanya seperti air rendeman hasil fermentasi tape. Hehehehe... Tentu saja aroma nya juga tidak jauh beda lah dengan peuyeum yang udah matang banget. Dan ternyata saya tidak terlalu suka, malah ujung-ujungnya dihabiskan oleh nenek saya. :D

lemon tea ±10k

deng sim gui (local) ± 60k
 Deng sim gui ini ternyata adalah potongan daging yang konon adalah potongan bagian has dalam, ada 2 macam di menu mereka, disajikan dengan daging local atau import, karena saya merasa saya bukan expert di bidang perdagingnya, saya pikir lokal saja, toh saya juga ga bisa bedakan ketika matang.
Nah menu ini bisa disajikan mentah dan nanti kita bisa masak-masak sendiri karena akan dibawakan kompor gas portabel dengan pan panggangan di meja kita.

Ternyata, memesan daging local ini, setelah dipanggang dagingnya alooootttttt... alias susah dikunyah, cape deh ngunyahnya. Mau saya panggang sampai mateng banget, atau saya panggang tidak terlalu lama, tetep aja dagingnya keras, jadi tentu saya tidak rekomendasikan pembaca mencoba menu ini dengan daging lokal, apalagi yang bawa nenek-nenek seperti saya. Untuk yang disajikan dengan daging impor saya belom bisa komen. Hehehehe.. Mungkin ada pembaca yang berniat mencoba yang impor kemudian sharing dimari tentang pengalamannya. :D

pelengkap deng sim gui
 Ini pelengkap dari menu deng sim gui, daun selada, timun, dan bawang putih. Jadi makannya kaya di film Korea, daging habis dipanggang taruh di selada kasi bawang putih dan timun, dibungkus trus langsung masukkan mulut dalam satu suapan. :D

samgyetang ± 60k
 Menu ini adalah masakan sup ayam dimasak dengan berbagai bumbu herbal dan beras. Nah saya tidak tau kalau ternyata banyak juga beras di sini yang kalau kita aduk, bisa ditemukan banyak beras yang telah berubah hampir seperti bubur di bagian bawah. Makannya tidak aneh kalau warna kuahnya seperti air bekas cucian beras :P

Tapi menu ini saya rekomendasikan, karena rasanya sangat cocok di lidah saya dan nenek-nenek saya. Rasanya gurih dan sedikit manis loh, bau tanaman herbal yang ditakutkan tidak menyengat, bahkan hampir bisa dikatakan tidak tercium aroma macam obat-obatan atau tanaman-tanaman ginseng yang tadinya saya takutkan.

Menurut nenek saya si ayamnya adalah ayam kampung, bukan ayam broiler, dan 1 porsi menu ini saya merasa saya mendapatkan 1 ekor ayam utuh. Jadi saya rasa untuk harganya pun masi masuk akal untuk mendapatkan menu ini.

Kalau anda pergi hanya dalam rombongan kecil seperti saya dan memesan menu ini, sebaiknya kurangilah porsi nasi yang anda pesan, karena menu ini cukup mengenyangkan.

dak gangjeong ± 30k
 Menu yang satu ini sebenarnya masuk ke dalam kategori appetizer alias makanan pembuka. Tapi karena ini bukan fine dining, dan menurut saya nenek saya pun bahkan tidak terlalu peduli apakah harus appetizer dulu, baru main course lalu dessert ( karena tidak ada kebiasaan ini di rumah saya ). Maka kami makan menu ini bersama dengan pesanan kami lainnya :P
Menu ini enak dan saya suka. Basically potongan ayam fillet yang digoreng tepung dan disajikan dengan sambal yang rasanya manis pedas. Yang membuatnya berbeda adalah rasa tepung yang gurih dan hasil gorengan yang kering, tapi daging ayam di dalamnya masi lembut sekali.



Beberapa foto di bawah ini adalah beberapa aksesoris dan beberapa sudut tempat ini yang berhasil saya abadikan. :D
gayageum

another gayageum



kumpulan gentong
 Nah kumpulan gentong ini menarik perhatian saya, karena saya sering sekali menonton film Korea yang memiliki tema masak-masak, maka saya sering melihat bahwa orang Korea selalu menyimpan bahan makanan mereka kedalam gentong-gentong ini, termasuk kimchi, red pepper paste, dll.
Saya kira tempat ini pun masi mempertahankan tradisinya, maka iseng-iseng saya membuka gentong ini dan ternyata eng ing engggg....


Kosong....!!! Tampaknya gentong-gentong ini hanya untuk hiasan semata. :P
Tampaknya mereka sudah agak modern juga, jadi tidak menyimpan bumbu-bumbu di gentong.

Pelayanan di sini cukup oke, dari dalam ruangan private yang saya tempati ada bell untuk memanggil pelayan jika diperlukan, begitu pencet, tak lama kemudian pelayan datang, mereka juga sopan, terbiasa mengetuk pintu terlebih dulu sebelum membuka pintu ( tidak asal nyelonong masuk ).

Well, overall saya suka suasananya, tenang, tidak berisik, pelayanan bagus, harga masuk akal, rasa makanannya pun oke, hanya ada 1 menu yang saya pesan yang mengecewakan. Suasana korea dirasakan pengunjung, bahkan pengunjung bisa menyewa hanbok untuk berfoto-foto di sana dengan membayar 15k. :D

Pelayanan : 8.5 / 10
Rasa : 8 / 10
Suasana : 8.5 / 10


Dae Jang Geum Resto
Jalan Palagan Tentara Pelajar KM 8,5 Sariharjo, Yogyakarta

Senin-Minggu 10:00 am-11:00 pm (last order).
Telp 0274 4530682

Wednesday, October 24, 2012

Omo Chicken, Central Park, Jakarta

Masi tak jauh dari area tempat tinggal saya, lagi-lagi saya hendak mengulas makanan yang gerainya terletak di Mall Central Park. Tempat makan ini mungkin baru buka paling lama 2 tahun lalu seingat saya. Ada di lantai 3 Central Park, kalau saya tidak salah ingat, tepat berseberangan dengan toko buku Gramedia.

Tempat ini cukup luas menurut saya, karena terdiri dari indoor dan outdoor table. Yang menarik saya sehingga datang kemari adalah boneka ayam besar yang ada di jalan masuk, yang menurut saya sebenarnya kostum yang bisa dikenakan oleh orang dewasa.

tampak depan
 
maskot omo chicken
Sembari saya menantikan pesanan saya, maka saya sempatkan mengambil beberapa gambar sudut-sudut tempat makan ini.

sudut tempat makanan siap diantar

boneka maskot omo
 Nah yang tak kalah unyu adalah ada beberapa boneka maskot omo seukuran bantal yang diletakkan di tempat duduk sofa di salah satu dinding tempat ini. Tentu saja saya memilih tempat duduk yang ada boneka omonya. :D


papan order

indoor table
Akhirnya setelah dinanti-nantikan sembari perut keroncongan, mulailah bermunculan makanan pesanan saya. Diawali dengan minuman, yang saya rasa ini adalah sejenis teh, walau saya tidak bisa mengidentifikasinya, dan yang jelas my bad karena saya tidak membaca menunya. :D

Minuman
 Rasanya seperti teh tawar, yang ada sedikit bau-bauan.

Curry Chicken Katsu
Basically nasi putih disajikan dengan chicken katsu yang dilumuri bumbu kari dengan isi kentang, wortel dan pipilan jagung. Rasanya menurut saya sangat standar. Bumbu karinya baunya tidak tercium, tidak seperti bumbu kari pada umumnya. Begitu juga dengan rasa bumbu kari maupun chicken katsunya. Rasanya seperti si tukang masak kurang berani memberi bumbu ke makanan ini. 

Spicy Chicken Finger
 Nah menu ini saya pesan karena saya juga tertarik mencicipi. Fillet ayam yang dipotong memanjang, digoreng dengan lapisan tepung tipis, dan diberi saus manis gurih dan pedas. Bahkan saya berani katakan rasanya benar-benar terasa pedasnya. Jadi buat yang tak tahan pedas, bisa memilih saus manis sebagai gantinya.  Nah untuk menu yang ini si menurut saya oke juga buat camilan.

Semua menu yang pesan di atas bernilai 60k. Saya rasa si masi cukup pricey yah untuk makanan seperti ini, tapi yah karena sewa di mall juga tidak murah, jadi saya no comment aja.

Saran saya si kalau pergi siang hari jangan coba-coba duduk di outdoor, karena tidak ada tempat berteduhnya, bahkan ketika saya mencoba, saking panasnya rasanya mau pingsan, mata sudah terasa gelap. Hohohoho

Yang saya rasa perlu ditingkatkan adalah pelayanan. Baik dari kualitas pelayanan mau pun kuantitas pelayan di sini. Waktu saya datang, hanya ada 1 orang yang jaga di depan, dia juga yang mengantar makanan, dan juga membersihkan meja, bahkan apabila ada customer yang memerlukan bantuan, dia juga yang harus turun tangan. Jadi bisa dibayangkan ketika pelayan tersebut membersihkan meja, dan ada customer datang mau pesan, terpaksa pelayan ini meninggalkan pekerjaannya atau customer harus menunggu. Bahkan kemaren ketika saya ke sana, saus memang ambil sendiri, tapi botolnya macet, terpaksa pelayan ini juga harus mencarikan saus sachet.

Rasa : 6.5 / 10
Suasana : 7.5 / 10
Pelayanan : 6.5 / 10