Wednesday, October 24, 2012

Omo Chicken, Central Park, Jakarta

Masi tak jauh dari area tempat tinggal saya, lagi-lagi saya hendak mengulas makanan yang gerainya terletak di Mall Central Park. Tempat makan ini mungkin baru buka paling lama 2 tahun lalu seingat saya. Ada di lantai 3 Central Park, kalau saya tidak salah ingat, tepat berseberangan dengan toko buku Gramedia.

Tempat ini cukup luas menurut saya, karena terdiri dari indoor dan outdoor table. Yang menarik saya sehingga datang kemari adalah boneka ayam besar yang ada di jalan masuk, yang menurut saya sebenarnya kostum yang bisa dikenakan oleh orang dewasa.

tampak depan
 
maskot omo chicken
Sembari saya menantikan pesanan saya, maka saya sempatkan mengambil beberapa gambar sudut-sudut tempat makan ini.

sudut tempat makanan siap diantar

boneka maskot omo
 Nah yang tak kalah unyu adalah ada beberapa boneka maskot omo seukuran bantal yang diletakkan di tempat duduk sofa di salah satu dinding tempat ini. Tentu saja saya memilih tempat duduk yang ada boneka omonya. :D


papan order

indoor table
Akhirnya setelah dinanti-nantikan sembari perut keroncongan, mulailah bermunculan makanan pesanan saya. Diawali dengan minuman, yang saya rasa ini adalah sejenis teh, walau saya tidak bisa mengidentifikasinya, dan yang jelas my bad karena saya tidak membaca menunya. :D

Minuman
 Rasanya seperti teh tawar, yang ada sedikit bau-bauan.

Curry Chicken Katsu
Basically nasi putih disajikan dengan chicken katsu yang dilumuri bumbu kari dengan isi kentang, wortel dan pipilan jagung. Rasanya menurut saya sangat standar. Bumbu karinya baunya tidak tercium, tidak seperti bumbu kari pada umumnya. Begitu juga dengan rasa bumbu kari maupun chicken katsunya. Rasanya seperti si tukang masak kurang berani memberi bumbu ke makanan ini. 

Spicy Chicken Finger
 Nah menu ini saya pesan karena saya juga tertarik mencicipi. Fillet ayam yang dipotong memanjang, digoreng dengan lapisan tepung tipis, dan diberi saus manis gurih dan pedas. Bahkan saya berani katakan rasanya benar-benar terasa pedasnya. Jadi buat yang tak tahan pedas, bisa memilih saus manis sebagai gantinya.  Nah untuk menu yang ini si menurut saya oke juga buat camilan.

Semua menu yang pesan di atas bernilai 60k. Saya rasa si masi cukup pricey yah untuk makanan seperti ini, tapi yah karena sewa di mall juga tidak murah, jadi saya no comment aja.

Saran saya si kalau pergi siang hari jangan coba-coba duduk di outdoor, karena tidak ada tempat berteduhnya, bahkan ketika saya mencoba, saking panasnya rasanya mau pingsan, mata sudah terasa gelap. Hohohoho

Yang saya rasa perlu ditingkatkan adalah pelayanan. Baik dari kualitas pelayanan mau pun kuantitas pelayan di sini. Waktu saya datang, hanya ada 1 orang yang jaga di depan, dia juga yang mengantar makanan, dan juga membersihkan meja, bahkan apabila ada customer yang memerlukan bantuan, dia juga yang harus turun tangan. Jadi bisa dibayangkan ketika pelayan tersebut membersihkan meja, dan ada customer datang mau pesan, terpaksa pelayan ini meninggalkan pekerjaannya atau customer harus menunggu. Bahkan kemaren ketika saya ke sana, saus memang ambil sendiri, tapi botolnya macet, terpaksa pelayan ini juga harus mencarikan saus sachet.

Rasa : 6.5 / 10
Suasana : 7.5 / 10
Pelayanan : 6.5 / 10

Tuesday, October 23, 2012

Kamikaze, Central Park, Jakarta

Hai pembaca, sudah beberapa waktu berlalu sejak postingan terakhir saya. Akhirnya berkat banyak doa dan dukungan dari berbagai pihak, saya sudah sembuh dan sudah dapat kembali menikmati makanan-makanan lezat di dunia ini *lebay mode on*.

Kali ini makanan yang akan saya bahas, masi tidak jauh-jauh letaknya dari rata-rata tempat makan yang saya bahas. Daerah Jakarta Barat dan tepatnya di Mall Central Park. Tempat makan ini sebenarnya saya lihat dan tertarik pertama kali waktu melintasi gerai yang ada di Mall Grand Indonesia. Tidak lama kemudian ketika saya jalan-jalan di mall fave saya Central Park, saya melihat tempat ini sudah membuka cabangnya di LG Floor dekat ATM BCA.

Karena saya mendengar teman-teman saya cukup sering menyambangi tempat makan ini, maka tentunya saya penasaran dan datang mencoba dengan ekspektasi yang cukup tinggi. Tempatnya di Central Park yah bisa dibilang cukupan. Mungkin ada sekitar 10-15 meja dengan kapasitas 4 orang per mejanya.

Kamikaze
Akhirnya saya datang ke meja pemesanan untuk memilih menu yang tampaknya menarik untuk dicicipi. Segera pelayan menginfokan bahwa mereka sedang kehabisan gyoza sehingga akan diganti dengan sayuran. Dalam hati saya "Oh Crap!!, saya kan ga terlalu suka sayuran yang dianeh-aneh". Tapi ya sudahlah maka saya tetap mengiyakan saja karena kan tujuannya mau mencicipi.
Setelah melihat-lihat menu yang hanya ada beberapa jenis varian, akhirnya saya memilih paket yang saya rasa cukup untuk mewakili review saya nanti. Sembari menunggu pesanan diantar, saya memilih meja dan menanti sambil meletakkan nomor order di meja saya.

No Pesanan
 Sambil menanti pesanan saya datang, kira-kira 10-15 menit setelah saya selesai melakukan pembayaran, saya sempatkan ambil beberapa foto suasana di sana.



Dan akhirnya setelah cukup puas menanti-nantikan pesanan dan mengambil beberapa gambar di tempat ini, pesanan saya mulai menampakkan dirinya di meja saya. Saya memesan paket berisi ayam yang digoreng tepung dan dilumuri saus Kamikaze, yang dilengkapi dengan sayuran, kroket, dan nasi putih.

Menu Paket Pesanan Saya
 Ini adalah menu pesanan saya secara detail

Ayam Kamikaze
 Potongan ayamnya terdiri dari paha atam dan sayap yang dimasak dengan saus kamikaze ( pedas ) dan diberi taburan wijen. Soal rasa, menurut saya pribadi, saya tidak suka sama sekali dengan cita rasa yang dihadirkan. Rasa pedasnya terasa, sedikit gurih, tapi juga terasa manisnya. Dan bagi saya ada satu bumbu yang mungkin bukan selera saya, sehingga bagi saya ada bau yang agak mengganggu.

Dan yang paling mengganggu buat saya adalah ketika saya membelah potongan ayam saya bagian paha atas tepat di tengah-tengah, eng ing eng.....

Bagian Tengah Ayam Kamikaze
Saya tidak mengatakan makanan ini tidak matang atau gimana, hanya bagi saya pribadi, saya agak tidak bisa makan ayam ini, karena warna dan tekstur hitam dan basah di sana itu membuat saya takut untuk makan. Akhirnya karena rasanya saya tidak cocok, tekstur dan pencitraannya pun saya tidak cocok, maka saya tidak lanjutkan acara makan ayam saya.

Mixed Vegetable
Untuk menu sayuran ini saya agak tidak bisa menjelaskan, karena saya memang tidak suka sayuran jika dimasak dengan cara yang mungkin sedikit diluar cara-cara konvensional, maka untuk menu ini tidak saya sentuh sama sekali.

Kroket Kentang
 Kroket kentangnya ini tampaknya mau dibikin seperti Hash Brown, tapi dilengkapi dengan cincangan wortel di dalamnya, sayangnya untuk cita rasanya menurut saya hambar, dan saya ada sedikit merasakan rasa tepung di dalamnya. Bisa jadi soal tepung ini saya salah, tapi teksturnya pun mau dibilang seperti kroket tapi agak kelunakan, mau dibilang seperti perkedel tapi juga agak sticky. Saya juga kurang suka dengan menu ini

Nasi Putih

Saus Pelengkap

Overall saya kurang puas untuk makan di sini, dan agak enggan untuk kembali tentu saja, karena yah sepulang dari sini saya yang biasanya senang karena pulang dari makan enak, tapi malah agak dongkol karena kekecewaan yang saya alami. Untuk harga paket ini saya agak lupa, tapi kalau tidak salah sekitar 40k++.

Untuk pelayanan saya juga tidak bisa bicara banyak, karena hanya berinteraksi langsung dengan pelayan ketika melakukan pemesanan dan ketika pelayan mengantarkan pesanan saya ke meja saya.

Mungkin diantara pembaca ada yang mengalami pengalaman makan di tempat ini yang jauh lebih menyenangkan, bisa membagikan ceritanya di sini.
Bisa jadi kekecewaan saya sebenarnya hanya kebetulan saat itu saja saya pas dapat menu yang kurang oke.
Saya hanya berharap Kamikaze akan terus meningkatkan mutu dan pelayanannya supaya lebih baik lagi.

Tuesday, October 9, 2012

Bandar Djakarta, Alam Sutra

Hampir bisa dibilang selama saya di Jakarta, saya jarang sekali makan seafood, mungkin tidak sampai 3x selama hampir 2,5 tahun kecuali saat pergi ke pantai. Padahal saya dapat dikatakan tumbuh besar di daerah yang sangat dekat dengan pantai, sehingga makan seafood sebenarnya sudah seperti rutinitas jaman dulu. Untungnya semalam teman saya mengajak saya mencicipi seafood yang konon oleh sebagian besar orang yang cerita ke saya, selalu bilang seafood di sini rasanya enak.

Okelah, singkat cerita kami bertiga berangkat menuju Bandar Djakarta yang terletak di area pusat makanan di Alam Sutra, salah satu daerah yang saat ini luar biasa berkembang dari segala segi. Walau kami berangkat sekitar jam 8 malam dari Jakarta, tetapi ternyata tidak perlu kawatir, karena nampaknya tempat makan ini buka sampai malam, walau saya tidak sempat bertanya jam berapa tepatnya waktu operasional mereka.


Nah yang cukup menarik di tempat ini adalah, ketika kita masuk ke tempat ini, kita disambut dengan aneka seafood segar, ada yang masi hidup, tapi ada juga yang sudah dalam kondisi mati, yang didesain seperti pasar ikan, dimana kita bisa tinggal tunjuk apa saja yang kita mau, mau dimasak apa, dan harganya tertera dengan jelas di setiap pilihan yang ada. Dengan segera ada seorang mas-mas yang membawa tray untuk menampung makanan yang kita pilih.

alaska king crab
Ini adalah salah satu yang saya inginnnnnn sekali bisa mencicipi. Tapi karena harganya yang cukup fantastis, tentu saja saya harus mempertimbangkan kesehatan kantong saya. Jika sampai kalap bisa-bisa saya mengalami defisit berbulan-bulan. Hehehehe, tapi oneday pasti saya akan berkesempatan mencicipi menu ini. Doakan saya banyak rejeki ya para pembaca setia :D


ikan kakaktua
 Nah ikan yang satu ini cantik sekali menurut saya, warnanya bagus, dan menarik, sayang sekali rasanya ikan ini dimasak, jadi saya tidak pesan ikan ini.

udan jrebung 
lobster
Ini juga merupakan salah satu yang ingin saya cicipi, tapi sekali lagi, harga tidak jauh berbeda dengan alaska king crab, keluarga udang ini bernilai 90k++/ons, jadi mari kita urungkan niat memaksakan diri membeli lobster untuk saat ini. :D



Setelah teman saya memilih-milih ikan, udang, dan cumi, sedangkan saya menyibukkan diri dengan mengambil gambar di sana-sini, hasil akhirnya menjadi ikan kakap merah dimasak bakar pedas, cumi-cumi saos padang, udang bakar madu, lumpia kepiting dan kangkung tauco.

Sembari menunggu pesanan matang, pelayanan yang cukup sigap segera menyajikan 2 macam sambal dan lalapan di meja kami. Varian sambal yang disajikan adalah sambal tomat, dan sambal kecap.




Tak lama setelah pelengkap tadi muncul, segera berdatangan makanan pesanan kami sebenarnya satu persatu, berikut adalah hasil belanja kami di "pasar ikan" tadi :D


cumi saos padang
 Cuminya segar dan tidak keras, masaknya pas, sehingga tidak seperti karet, hanya saja saos padangnya kurang pedas menurut saya, rasanya enak, tapi tidak "wow"
kangkung tauco
lumpia kepiting
 Nah lumpia kepiting awalnya saya kira adalah lumpia berisi rebung dengan daging kepiting, tapi ternyata justru seperti rolade kepiting yang digoreng, rasanya si enak, tapi standar, tidak "wow"
kakap merah bakar jali
 Ikan kakap bakar, bumbunya enak, tapi sayangnya ikannya agak sedikit kegedean, jadi mungkin karena dagingnya cukup tebal dan dimasak dalam waktu singkat, maka bumbunya kurang meresap sampai ke dalam.
udang bakar madu
Nah ini ni menu yang paling saya suka, udang bakar madu. Udangnya segar, rasa manis dari daging udangnya masi sangat terasa, bumbu bakar madunya juga uenakkkk. Pokoknya ini menu yang saya rekomendasikan untuk pembaca semua. Yah walau untuk menu yang ini menurut saya pricey, biasalah udang kan mahal di kepalanya, padahal ga kita makan, hehehe. Kecuali boleh beli udang tanpa kepala :P

Nah yang cukup menarik dan untung terjadi ketika saya ada di sana adalah acara ulang tahun yang dilakukan oleh para pegawai di sana. Dari pengamatan saya sepertinya (karena saya tidak tanya langsung) asal kita minta ke pegawainya buat bantu ngerayain teman kita yang ultah, maka mereka dengan senang hati berbondong-bondong, 3-5orang pegawai datang membawa kelapa muda yang ditancap kembang api sebagai pengganti kue, ada yang bawa ember untuk dipukul seperti genderang, dan sisanya menyanyikan lagu "Happy B'Day" versi Bandar Djakarta. Beberapa gambar yang sempat saya ambil, walau agak tidak jelas karena saya agak buru-buru langsung meninggalkan kegiatan makan dan mengambil kamera.



Saya rasa yang mereka lakukan itu hal mudah, tapi menarik, karena bisa menjadi hal yang dicari oleh para pengunjung di sini. Hal kecil tapi bermakna dan berkesan. :D

 Sedangkan untuk suasana di sini cukup enak, karena outdoor, ada yang sekumpulan meja letaknya outdoor, ada pula yang berbentuk saung-saung. Sayangnya ketika kami kemari, saungnya penuh, dan harus berbagi dengan pengunjung lain, jadi kami memutuskan untuk mengambil meja sendiri.





Saran saya sebaiknya gunakan celana panjang di sini karena cukup banyak nyamuk yang datang menggigit kaki kita, atau kalau mau ya silahkan pakai obat nyamuk di kaki masing-masing apabila menggunakan celana pendek. :D

Selama di sana saya cukup terkesan dengan pelayanan yang selalu cepat, ketika menambah minuman, pelayan cepat menghampiri, pesanan tambahan pun segera keluar.

So far so good lah menurut saya makan di tempat ini. Andai diajak kembali ke tempat ini pun saya mau dan pasti tak lupa saya memesan udang bakar madunya. :D

Untuk harga sayang sekali saya tidak tau detail pastinya, karena kebetulan kali ini tersponsori by Mr. Ucup. :D

Ikuti selalu perjalanan kuliner saya :D

Rasa : 7.75 / 10
Suasana : 8 / 10
Pelayanan : 8 / 10

Saturday, October 6, 2012

Superstar Restaurant, Batavia Hotel, Jakarta

Apa kabar pembaca? Maafkan saya akhir-akhir ini tidak bisa sering update dikarenakan kesibukan pekerjaan. Kali ini saya akan membahas review hasil wisata kuliner ke daerah Kota Tua. Awalnya tidak ada niatan bahkan saya tidak tau ada tempat bernama Hotel Batavia, apalagi Superstar Restaurant yang ada di dalamnya. Maklum la saya kan pendatang di ibukota tercinta ini. Saya tau tempat makan ini karena promo yang ada di disdus. Dengan membayar 99k kita dapat menikmati makan All You Can Eat ala carte dan dimsum. Saya pikir kalau makan di hotel dan hanya 99k tanpa ada batasan waktu kayanya cukup layak dicoba. Akhirnya saya berempat bersama teman saya menuju tempat ini.

Tentu saja tempat ini asing bagi kami karena tak ada yang pernah ke sana, singkat cerita kami berkumpul di shelter Trans Jakarta di stasiun kota, kemudian jalan ke museum Bank Mandiri, dari sana kami naik taxy ke Hotel Batavia ini, dan ternyata, bahkan ketika kami sampai ke tujuan, argo taxy yang kami naikin bahkan belom menunjukkan adanya kenaikan dari tarif awal buka pintu. Jadi artinya sangat dekat sekali dengan stasiun kota.

Hal yang pertama kami sadari adalah, kami turun melaui pintu belakang, dan anehnya tempat parkir ga ada yang jaga di pos yang ada ambil tiket dan ada palangnya itu, dengan modal nekad akhirnya kami mencoba masuk, jalan ke depan, awalnya takut salah tempat karena hampir seperti tidak ada tanda-tanda ada orang di tempat ini, hingga akhirnya kami sampai ke bagian depan hotel ini. Mungkin seperti namanya, hotel ini ada sejak jaman penjajahan, sehingga nuansanya masi bangunan kuno Belanda yang bagi saya pribadi berasa agak spooky dan creepy.

Untungnya walau pintu utama tak ada yang jaga, tapi tiba-tiba muncullah seseorang yang mempersilahkan kami masuk. Thank God finally we meet somebody. :D
Dan kami langsung diarahkan untuk naik ke lantai 2 melalui lift. Saya merasa harusnya di hotel bagian lobby dan bagian manapun biasanya banyak menjumpai aktivitas tertentu atau orang yang lewat, tidak dengan di sini, hampir bisa dikatakan, kosong, sampai akhirnya kami menemukan Superstar Restaurant, dan ada seorang kapten resto nampaknya yang mempersilahkan kami duduk. Dan lagi-lagi hanya ada rombongan kami di sana, hahahaha :P

Untungnya pelayanan cukup cepat, setelah kami datang, kami mulai memesan dimsum dulu, sembari melihat-lihat menu ala carte, dan untungnya tak lama kemudian, mulai muncul pelayan lainnya, dan beberapa tamu lain, phewww, leganya melihat keramaian ini.

buku menu
 Ini adalah buku menu khusus all you can eat, nampaknya si kalau tidak pakai voucer, maka harga all you can eat adalah 199k++ belom termasuk minum.
Sembari memesan, pesanan kami mulai muncul, langsung saja disimak makanan yang berhasil kami cicipi di sini.

lumpia kulit tahu goreng
 Biasaya lumpia kulit tahu goreng ini saya temui berisikan udang saja, tapi di tempat ini ternyata mereka menyajikannya dengan udang dan kucai. Kulitnya pun teksturnya agak berbeda, karena hampir seperti kulit pangsit goreng, dan diikita dengan nori sepertinya atau mungkin juga kucai.

bubur babi + telor bhitan
 Bubur babi + telor bhitan, sayangnya telor nya ada di bagian bawah sehingga tidak tampak di foto ini. Rasanya cukup enak, terasa daging babinya juga, tapi tidak istimewa. Layak dicoba sambil memenuhi kebutuhan karbohidrat dalam diri kita. :D

tim pangsit ikan
 tim pangsit ikan ini dimsum rasanya agak mirip hakau, tapi liat saja, bentuknya dibuat seperti ikan, Lucu juga walau sebenarnya bentuknya agak kurang rapih, rasanya si biasa saja, standar dimsum

sup ayam jagung
 Sup ayam jagungnya, cukup enak, tapi tidak istimewa, yang lumayan buat icip-icip. Disajikan dengan porsi individu.

kulit ayam lada garam
 Kulit ayamnya digoreng garing pakai tepung nampaknya, sayangnya tidak berasa asin, ataupun pedas. Jadi agak mempertanyakan dimana rasa lada garamnya.
kulit tahu saus tiram
 Kulit tahu saus tiram ini isinya udang, dan rasanya cukup enak.

chasiu madu
 Nah ini adalah salah satu menu favorit saya di sana, dagingnya lembut, rasanya pas, tidak terlalu manis. Rombongan kami bahkan sampai nambah 3x menu ini. Sayangnya di pesanan kami terakhir keluar dengan porsi mini, tidak seperti 2 pesanan kami sebelumnya, dan sudah terlanjur malas untuk pesan lagi karena keburu kenyang.

chongfan scallop
 Nah menu ini juga cukup unik, biasanya saya menemukan menu chongfan berisikan daging ayam, chasiu, bebek, atau cakwee, tapi disini berisi scallop, yag karena penasaran maka kami coba, rasanya yah, ternyata cuma begitu to, biasa saja, tidak ada kesan "wow"

udang lada garam
 Udang lada garam, udangnya masi terasa segar, manis dan tidak seperti karet, rasanya pas, dan menurut saya menu ini cukup oke untuk dipesan.

ikan fillet saus singapore
 Ikan fillet nya potongan nya cukup besar-besar, rasa sausnya cenderung asam manis pedas, lumayan buat icip-icip, toh rasanya juga cukup enak.

tim babi telor asin
 Nah ini ni, menu ini sebenarnya salah pesan, jadi kami tidak pesan, tapi malah dibuatkan, jadi ya sudah daripada penasaran mari kita coba sekalian. Masakan ini bener-bener berasa makanan rumahan, basically daging babi dicincang lalu di tim, kemudian dimasak dengan telor asin. Telor asinnya tidak terlalu asin, daging babinya matang merata, tidak keras, dan lembut. And the important thing is it remind me of home. Saking sukanya saya dengan menu ini, saya memesan kembali menu ini, namun sayangnya, karena mungkin yang masak adalah koki yang berbeda, saya mendapatkan hasil yang berbeda pula, dagingnya lebih banyak diisi dengan bawang bombay cincang, dan kuning telur yang ada di atasnya hanya disajikan setengah saja. Saya agak kecewa dengan pesanan kedua ini.
udang mayonaise
 Udang mayonaise nya standar saja, walau udangnya tetap saya bilang masi fresh. Tapi dari soal rasa yang standar.

ayam saos lemon
 Ayamnya digoreng dengan baik dan sempurna menurut saya, masi terasa crispy di luar, tapi lembut di dalam, sayangnya saus lemonnya, tidak berasa seperti saos lemon menurut saya, karena cenderung manis. Malah menurut teman saya, berasa seperti makan ayam goreng tepus dengan lemon tea.

tumis babi sayur asin
 Nah tim babi sayur asin ini cukup enak, dan saya rekomendasikan untuk dicoba, karena daging babinya sangat empuk, bumbunya pas, manis asem, sayur asinnya juga masi segar, hanya saja menurut saja kurang rasa asin di sayur asinnya itu sendiri, atau mungkin mereka membuat sendiri juga sayur asinnya, saya kurang tau.

egg tart
 egg tart nya untuk crust nya cukup manis, sedangkan isinya menurut saya kurang solid, mungkin prosentase susu dan telurnya agak lebih banyak susunya ( cairannya ) sehingga kurang berasa ketika di makan. ( sotoy mode on )

tim telor babi cincang
 Ini nih menu yang harusnya kami pesan, tapi malah tertukar dengan tim babi cincang telor asin tadi. Basically telor yang dikocok, dalamnya diberi cincangan daging babi, kemudian dikukus. Rasanya yah so so saja.

ayam kungpao
Ayam kungpaonya saya rekomendasikan, karena dimasak dengan rasa yang pas, dan yang penting adalah mereka masi mempertahankan esensi ayam kungpao dengan menggunakan kacang mede, sedangkan saat ini kebanyakan tempat lain sudah mengganti kacang mede dengan menggunakan kacang tanah.

Suasana yang ada di tempat makan ini bisa dilihat di foto yang saya ambil di bawah ini :








Yah tentu saja saya ambil gambar ini ketika baru hanya ada rombongan kami di sana, jadi tampak sangat sepi sekali tentu saja. :D

Yang sangat saya suka di sini adalah pelayanannya, mereka seperti memberikan pelayanan terbaik, cepat, sigap, tanggap, paling gampang dilihat adalah ketika mereka mengisi kembali gelas kita kalau kita memesan chinesse tea, padahal mungkin saya baru minum sedikit, tapi langsung mereka penuhi kembali, intinya gelas kita tidak pernah tidak penuh, ntah ini karena suasana tidak terlalu ramai, atau memang mereka selalu seperti itu. Tapi saya suka dengan pelayanan di sini.
Bahkan ketika kami akan pulang, ada seorang pelayan yang mengantarkan kami sampai ke lift. 

Bagi yang penasaran apa saja menu yang ada di sini, saya janji akan upload daftar menu yang sempat saya foto, tapi nanti ketika saya mendapat koneksi internet yang lebih baik dari yang ketika saya tulis review ini. :D

Itulah cerita singkat mengenai perjalanan kuliner kami kali ini, ikuti terus perjalanan kuliner saya, dan pastikan anda selalu mendapat review terupdate dari saya :D
Saya akan senang apabila anda berkenan meninggalkan komen :D

Rasa : 7.5 / 10
Pelayanan : 8.5 / 10
Suasana : 7 / 10